Minggu, 29 Agustus 2010

Rasulullah Saw sebagai Pemimpin

Nabi Muhammad Saw adalah sosok pemimpin yang sukses. Beliau berhasil memimpin dan memenej dirinya, dengan keterbatasan yang ada (ditinggal mati ayahnya pada usia 3 bulan dalam kandungan, dan ditinggal ibunya ketika usia 6 tahun, ditinggal kakek pada usia 8 tahun). Beliau digelari manusia berkualitas super (al-amin). Nabi Saw sukses memimpin keluarganya (istri dan anak-anak) sehingga terbina keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Nabi Saw juga terbukti mampu memimpin umatnya, mengangkat derajat masyarakat dari kehidupan jahiliah, minim budaya dan akhlak, kepada tatanan masyarakat madani-islami, mencetak kader-kader pemimpin masa depan (seperti Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali), dan mempeidatukan unsur-unsur masyarakat yang beragam dan mensinergikannya menjadi kekuatan yang hebat.
Kesuksesan Nabi Saw disebabkan dua faktor utama yaitu akhlak yang mulia dan kualitas kepemimpinan (pengetahuan dan skill). Nabi Saw menghiasi dirinya dengan akhlak yang terpuji sehingga dia menjadi pemimpin yang dicintai dan disegani. Akhlak Nabi Saw, yang terkait dengan kepemimpinan, antara lain, Nabi Saw terkenal sangat santun dalam bersikap, termasuk terhadap bawahannya. Anas bin Malik, seorang pembantu Nabi, berkata, “Saya telah bekerja lebih dari 10 tahun dengan Rasulullah Saw. Selama itu tidak pernah saya mendengar Rasulullah Saw berkata, “Akh”, “Kenapa begitu?”, “Mengapa tidak begini“. (HR. Muslim).
Seorang pemimpin selayaknya bersikap santun agar dicintai dan dihormati. Sikap kasar dan keras akan menjadikan dirinya dijauhi dan dibenci. Firman Allah SWT, “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (QS.AliImran[3]:159).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar