Kamis, 29 Desember 2011

LIPSTIK JODOH

Oleh. Ayurisya Dominata

“Kamu pake Lipstik lagi ya??   Mb Linda berkata tiba-tiba sambil menatapku
“he’..(cengar cengir)
“Eh tahu nggak, Aku tu nggak suka kalau lihat kamu pake Lipstik kekantor! “Kamu tu udah cantik, wajah kamu tu udah putih, kamu tambahin bedak lagi tambah putih, apalagi kamu pakaiin Lipstik tu kelihatan banget!!
“Kenapa sih Mbak…. tu Mbak Patmi pake juga kok nggak dimarahin, Marahin juga tuh Mb Patmi!
“Patmi itu lain, bibirnya itu emang cocok  dipakein Lipstik, bibirnya tu item..
“Iya Mb…, Aku tu cuma buat pemanis aja sebenernya. Aku juga udah lama banget nggak pernah pake lipstik lagi,  udah dua tahun kali, justru  semenjak disini ini Aku mulai pake lagi, ketularan kalian!
“Tu kan kamu nyalahin kita lagi, kamu pernah nggak lihat Aku pake lipstik ke kantor?
“Iya ya..betul juga ya  Mb linda nggak pernah pake lipstik ke kantor…(mikir)
“Nggak kan???  Cuma buat kondangan aja Ay Aku pakai lipstik..lain kalau pakai Lipglose, Cuma cairan-cairan aja nggak keliatan, ya nggak papa!
“Iya iya mb!
“Inget ya Aku udah dua kali ngomong, ntar kamu pake lagi, dikemanain aja ilmu tarbiyahnya selama ini?
“Deg! sebuah besi menyodok dadaku..

***

Pagi yang cerah….
“Nanananana….
“Ah senangnya sudah mandi, horeee…hari ini ke Jakarta, makan-makan, asyikkkk!!
“Hm…cuci muka udah, wudhu udah, selanjutnya,  kaca  kaca!
“Aduuh siapa pula depan cermin iniii manis banget siiih…
Alas bedak, poletin poletin poletin, poletin lagi muter muter sampe dua belas kali, selesai.
Bedak, puk puk puk, puk puk puk, selesai.
“Hm…apa lagi ya?
‘Eit… ini apa ya kecil kecil, Mb Patmiiiii ini apa ya dalam keranjang bedak kecil kecil warna Pink? Oiya ya…Mb Patmi kan udah berangkat, ngomong sendiri  ya neng…
“Hm…cantik juga ya? Wuw  ada kuasnya, keren banget ni Lipstik.
“Hm..pake nggak ya…..Kasih tahu nggak ya….
“Udah ah pakai aja.
Poletin poletin poletin, poletin…poletin…kanan kiri - kanan kiri, kiri dikit lagi, kanan dikit lagi.
Kanan – kiri. Selesai. (Parkir kali kanan – kiri)

Di kantor…

Kurapatkan jempol ke mesin persegi empat berlampu hijau,
Kemudian mesin itu teriak “Thank you!   artinya aku boleh mulai melangkah menuju ruanganku
Untung saja mesin itu tidak bandel. Jika saja dia bilang “Try again…maka repotlah urusan hari ini.
Ada kalanya mesin itu merajuk dan terus berkata “Try again..Try again…sampai dua belas kali..kalau saja aku yang dia perlakukan seperti itu kupecahkan mesin brengsek itu.Kutarik kabelnya dan kusangkutkan diatas pohon. Tapi Alhamdulillah tidak. Alhamdulillah selama aku jadi pegawai disini belum pernah ia melakukan hal itu padaku. Entah mengapa mesin itu tidak pernah bermasalah denganku. Sepertinya ia setia padaku. Menurut sekali dia, atau mungkin dia takut. Karena tahu aku petugas administrasi yang tiap akhir bulan membedah isinya. Mengeluarkan isi perutnya yang penuh. Coba bayangkan jika isi perutnya tidak aku dan Diki keluarkan. Mau jadi apa dia hidup dengan perut buncit begitu. Jelek tahu.

Mungkin dia tahu mana majikannya mana bukan. Atau juga mungkin dia tahu mana pegawai yang cantik mana yang tidak. Ini cuma perkiraanku. Jangan mudah protes begitu.  Berbeda dengan beberapa pegawai disini yang sering bermasalah dengannya. Beberapa pegawai sering tiba-tiba datang keruangan dan berkeluh kesah dengan perilaku buruk mesin itu, mereka curhat telah mengalami  disharmonisasi  hubungan dengannya.  Mereka mengaku diperlakukan dengan buruk oleh mesin itu dan menuntut agar mesin itu dibawa kerumah sakit jiwa, dimana dokternya adalah Diki. Bukan aku. Kalau aku mah cuma urusan bedah membedah dan merusakkannya atau menghancurkannya.

***

Sebenarnya aku tidak terlalu suka menggunakan lipstik. Sangat sangat bukan diriku. Aku adalah wanita sederhana yang suka apa adanya. Biasa saja dan malas dandan. Aku mempunyai empat saudara dan semuanya laki-laki. Jadi adalah tidak benar jika dikatakan aku penganut paham dandanisme. Bukan gue banget.  Maka adalah kesalahan besar jika ada yang mengira aku kecentilan dengan lipstik ni. Tidak. Aku cuma sedang ingin saja. Selesai.

Aku juga tidak tahu mengapa beberapa hari ini aku senang sekali menggunakan lipstik. Sedang jatuh cintakah? Mungkin juga. Ah jijik aku memikirkannya. Seperti yang selalu dikatakan Mbak Linda dan Mbak Patmi untuk menginfotaimentkan dosa-dosaku. Oke oke mungkin aku sedang jatuh cinta. Tapi kalaupun aku jatuh cinta itu urusan lain. Lipstik dan jatuh cinta adalah dua hal yang berbeda, tidak ada korelasinya dan tidak boleh ditarik benang merahnya. hehehe

 Tidak tidak….bukan itu alasan yang  sesungguhnya. Aku cuma sedang ingin. Boleh kan. Sebagai wanita aku juga ingin sesekali terlihat cantik. Tidak tiap hari, sesekali saja. Kadang disaat sisi feminitasku tiba-tiba muncul aku membutuhkan sarana pelampiasan. Dan lipstik adalah pelampiasan yang sangat feminin menurutku. Wanita mana didunia ini yang tidak terusik rasa feminitasnya jika sudah tersentuh lipstik. Memakainya semua wanita akan merasa seperti bidadari. Walaupun hanya sesaat. Walaupun itu palsu. Ingin terlihat cantik adalah fitrah setiap wanita dan lipstik adalah salah satu sarana mencapai “feel” itu. Seperti  laki-laki misalnya dengan merokok. Maka untuk perempuan adalah dengan ber lipstik ria.

Tapi seperti halnya merokok yang bisa menyebabkan pelakunya turun nilai pada standar nilai tertentu. Demikian pula kalau wanita dengan berlipstik juga bisa menurunkan nilainya pada standar tertentu. Terkhusus untuk ikhwah tarbiyah. Maka pada hari ini ketika aku mengenakan lipstik aku seolah telah melakukan suatu dosa besar. Dan aku harus menghadapi sangsinya yaitu mentraktir mereka kakak kakakku temen satu kos yang sebenarnya kalau mau ditelisik kecentilannya tidak jauh berbeda dengan yang kulakukan. Belum tau saja. Hanya saja mereka pandai menyembunyikannya sehingga tidak terlihat gamblang seperti yang kulakukan.

Soal memakai lipstik misalnya. Kuingat hanya dua kali dalam satu tahun ini aku mengenakannya, itupun langsung kena omel habis-habisan. Padahal persoalannya sebenarnya cuma lantaran kebetulan aku sial salah memilih warna jadinya dikantor aku terlihat sekali mencolok. Sementara mereka, dua ibu-ibu itu, hampir setiap hari mengenakannya tapi mereka pandai memilih warna yang teduh seperti warna bibirnya jadinya tidak kelihatan.  Lipglose apalah mereka menyebutnya, padahal itukan sama saja. Tapi siapa yang peduli, akhirnya siapa yang terlihat berdosa paling besar. Aku kan? Ah dasar mereka para nenek lampir. Lariiiii…


Lama aku tidak menyentuh lagi lipstik sialan itu. Sampai hari rabu kemarin. Ketika tiba-tiba Mbak Avi istri Pak Adi peneliti senior Lab Biologi Molekuler datang keruanganku membawa sebuah Lipstik cantik tak alang kepalang yang datang dari Filipina. Lipstik itu oleh-oleh suaminya yang minggu lalu melakukan perjalanan dinas ke Filipina. Dia membawa banyak dan aku diberinya satu.

Oke kutimbang-timbang apakah aku akan memakainya atau tidak. Berbahayakah jika kupakai hari ini. Ah tidak tidak. Tidak akan kulewatkan maksudnya. Hehehehe. Lipstik ini terlalu cantik untuk kuanggurin begitu saja di kotak kosmetikku yang tua itu. Dia harus kupakai. Jika tidak, tentu Mbak Patmi atau Mbak Linda yang akan menjarahnya. Lihat saja gerak gerik mereka dari kemarin mulai ngintip-ngintip kotak kosmetikku, agak-agak bertanya dari mana asal lipstik itu. Bahkan Mbak Linda tanpa malu-malu senyum cengengesan memuji-muji merk lipstikku itu yang katanya sangat mahal harganya diluar negeri sana. Bahkan semalam sempat secara gamblang dia merayuku yang intinya ingin aku menyerahkan lipstik itu kepadanya. Apa-apaaan kau Mbak!!! Kau lupa omelanmu kepadaku beberapa hari lalu.  Seenaknya saja PE-DE-KA-TE dengan barang yang telah kumiliki. Sempat-sempat mencoba-coba berulang-ulang lagi sampai kuasnya melebar. Tak tentu lagi bentuknya. Brengsek kalian. Tidak. Tidak  akan kuberikan lipstik ini sampai mati! Meskipun mulut kalian memble-memble begitu. Aku mendapatkannya ini dengan susah payah, dengan keberuntunganku bukan gampang. Jadi rasakanlah nasib kalian. hahahaha

Oke akhirnya dengan diketahui mereka berdua aku memakai lipstik itu kekantor pagi ini. Tapi heran, kali ini mereka tidak memprotes, mereka diam saja mungkin mereka tidak mau menyalahkan karena kalau mereka jadi aku mereka juga akan menggunakannya. Atau memang karena warna lisptik ini tidak terlalu mencolok sehingga  tidak masalah bagi mereka. Terserah saja. Horeeee..

***
Dikantor…

Kami sampai dikantor pagi-pagi seperti biasa. Setelah melewati jalan belakang yang berbatu dan  berumput panjang. Melangkahi  pagar tua dengan rantai yang cukup merepotkan. Yang membuat kami  terpaksa harus menyingkapkan rok sedikit untuk melewati pagar sialan itu. Benar-benar pagar yang tidak islami. Dan sialnya tiap pagi kami harus bercengkrama dengannya. Kadang kuberfikir tempat bekerja macam apa ini. Hutan atau kantor. Atau sarang ular. Kantor kok sebegini kurang ajarnya.

Kami berpisah setelah melewati mesin absen. Aku melangkah menuju ruanganku yang tak jauh dari mesin absen itu berada. Cuma sekitar 7 meter, tinggal jalan lurus saja. Kubuka knop pintu seperti bisanya, ruangan kosong seperti  biasanya, akulah makhluk yang pertama datang juga seperti biasanya, kemudian kunyalakan lampu dan komputer seperti biasanya. Cuma satu yang tidak biasa. Aku memakai lipstik cantik dari Filipina hari ini. Oh indahnya jika mengingatnya. Cuma itu.

Oh tunggu, ternyata bukan cuma itu yang tidak biasa hari ini. Aku melihat sepucuk surat diatas mejaku.
“Kepada Yth Kepala Puslit Bioteknologi LIPI, Tembusan Staff Sub Bag Kepegawaian, Tim BPK RI akan melakukan pemeriksaan pada Senin, 27 Desember 2010”
Oh Nooooooo…kenapa surat ini bisa ada disini. Hari ini. Hari dimana mereka sudah akan datang. Kemana saja surat ini Jumat lalu. Kenapa kertas-kertas sialan ini suka muncul secara tiba-tiba dan menyusahkan yang membacanya. Tidaaaaaaak….(sambil lari berputar-putar)

Aku belum siap-siap bahkan tidak tahu apa yang akan mereka lakukan diruangan ini nanti. Bagaimana jika aku tidak bisa menjawab ketika mereka bertanya. Mana lagi bosku, yang tak lain Kepala Sub Bagian Kepegawaian diruangan ini sedang tugas belajar. Plh-nya cuti. Mampuslah aku sendirian. Ah aku ada ide, aku akan berpura-pura tidak tahu saja jika mereka bertanya. Aku akan pura-pura tidak mengerti.  Selesai. Lagipula aku kan anak baru dikantor ini. Jadi wajar saja jika aku tidak mengerti. Mau apa mereka terserah saja. Asal jangan memperkosaku. Bukan apa-apa aku kan baru memakai lipstik cantik hari ini jadi kan bisa saja mereka tergoda. Dari Filipina lagi lipstiknya.

***

Pukul 09.00..

Akhirnya tiba juga pasukan yang tidak dinantikan itu. Mereka dua orang, satunya pria gendut bertubuh pendek. Satunya tinggi besar dan ganteng. Ah sial, kok nggak ada yang bilang sih mereka ganteng. Halo halo…kalau begini caranya kan aku bisa mempersiapkan diri dan merapikan ruangan dulu dari tadi. Dan menambahkan sedikit lebih tebal lipstikku yang dari Filipina. Tapi sial mereka sudah datang, tak ada waktu lagi menghampiri kotak kosmetikku.

Ternyata kejadiannya tidak semenyeramkan yang kubayangkan. Mereka cuma cek-cek ombak sedikit, melihat-lihat berkas kepegawaian yang ada, kemudian pindah keruangan sebelah. Bagian umum. Hei tunggu,  kalian kok sebentar sih. Ingin kupanggil rasanya mereka, tapi tentu itu cuma dalam hati saja. Malu kali manggil-manggil emang kita cewe apaan. Apaan aja nggak punya cewek.  Bukan apa-apa sih sebenarnya aku cuma mau menanyakan soal nasib sahabat baik kami remunerasi. Kapan lembaga ini bisa mulai berjumpa dengannya. Tadi kalian pikir apa hah???  Lem mulut kalian..

***
Pukul 10.00..

Horeee…mereka sudah pergi dan aku bebaaaaaass!
Aku bisa mulai memperbaiki lipstikku sekarang. Bagaimana jika mereka balik lagi coba??? Atau bagaimana kalau ada pasukan gelombang kedua, trus melihat lipstikku comang cemong begini. Aku harus bagaimana coba??? Susah kan nanti…jadi oke aku akan memperbaikinya sekarang saja. Tapi tunggu, aku nggak “PW “ kalau diruang kantor begini.  Ini ruangan buat kerja buk. Emang tempat apa kalian pikir ini. Seenaknya mau menebalkan lipstik disini. Pergi sana. ..dasar  gila!

Sekejap aku telah berada diruangan 2x1 dengan cermin segi empat besar dihadapanku. Ah aku kadang bersyukur sekali ada cermin besar disini. Sangat melegakan. Seperti kebanyakan perasaan wanita berjilbab pada umumnya. Kaca adalah barang yang sangat urgent dan paling dicari. Suatu tempat akan dinilai baik dihati para akhwat  jika ada cerminnya. Begitu pula tempat wudhu dan masjid. Semakin besar cerminnya semakin baik. Semakin dicintai masjid itu oleh para akhwat. Kalian tahu betapa repotnya kami para akhwat tanpa cermin-cermin itu. Tak terbayangkan bagaimana kusut masainya jilbab ini tanpa kaca ditempat wudhu atau dimasjid-masjid. Kalau aku biasanya uring-uringan kalau selesai wudhu dan  mendapatkan musholanya tidak menyediakan cermin. Uh ingin kulempar pakai batu rasanya pengurus masjid sini. hehehe



Oke aku selesai membereskan jilbabku yang kulihat tidak ada cantik-cantiknya. Begitu saja. Membosankan. Dengan bros yang itu-itu saja kupakai dari Senin sampai Sabtu. Dengan lipatannya yang juga sama setiap hari. Ah tidak ada yang menarik. Yang menarik justru orang yang ada dibaliknya. Menarik banget kayak karet gelang.

***
Pukul 16.00

Aku pulang ke kos dengan tubuh lemah dan lunglai…badanku rasanya ingin patah mematah karena lelah..tapi tunggu, aku mau memeriksa lipstik cantikku apa khabar gerangan dia. Kubuka dompet kecil berwarna biru.
Apaaaa???? Kok tidak ada?? Kemana ya…
Aduh kok lipstiknya tidak ada. Bagaimana ini. Kuingat-ingat terakhir aku menggunakannya waktu di…
Di kamar mandiiiiii!!!!!
Ah kebiasaan. Aku selalu meninggalkan barang-barang dikamar mandi. Kemarin aku meninggalkan jam tanganku ditutupan toilet, sekarang lipstik pula, besok apa lagi. Soal jam tangan itu sungguh aku sangat bersyukur dia tidak hilang padahal sudah ditinggalkan semalaman. Sekarang lipstik lagi. Ampun nona kau memang perempuan gila, maaf aku harus mengatakannya.

Baik aku akan menelusurinya. Akan ku telepon Satpam kantor dan menanyakan keberadaannya.
“Halo Pak Satpam?
“Iya Mbak ini siapa?
“Saya Aya Pak, Kepegawaian…
“Oh Mbak Ay, ada apa mb???
“Ini Pak saya bisa minta tolong nggak… ada barang saya tinggal di kamar mandi, lipstik kecil, merknya  CLINIQUE, tadi pagi waktu kesana saya lupa nggak sengaja ketinggalan..
“Oh begitu, bentar  saya lihat…
“Halo..
“Halo maaf mbak sudah saya cek diseluruh mejanya, tidak ada mbak…
“Baiklah Pak, terima kasih..
***

Rabu, 28 Desember 2010

“Halo?
“Bisa bicara dengan ibu aya?
“Tunggu nanti saya panggilkan…
“Bu Aya bu Aya ini ada telepon….
“Siapa?
“Nggak tau bu laki-laki, katanya dari BPK?







“Halo?
“Halo?
“Ini Aya ya?
“Iya..
“Ini saya Said  yang kemarin datang kekantor..
“Iya kenapa Pak, ada yang bisa dibantu?
“Nggak ini bu, kemarin saya nemuin Lipstik dikamar kecil, saya nggak tahu itu punya siapa, awalnya saya mau serahkan ke Satpam, tapi karena keburu mau pulang jadi saya bawa aja?
“Oh iya Pak tulisannya CLINIQUE bukan? kalau Iya, betul  itu punya saya..
“Iya betul bu…
“Bagaimana ya saya mau menyerahkannya?
“Terserah saja kapan ada waktunya…
“Baiklah saya nanti kekantormu ya Senin depan..
“Baiklah…

***

Februari 2012

Daun kering jatuh diatas tanah yang basah selepas hujan pada malam…
Kerumunan orang hilir mudik memenuhi halaman sebuah rumah berpintu cokelat dan bercat putih

“Saya terima nikahnya Ayahandra Sulaiman Binti Sulaiman dengan mas kawin seperangkat alat kosmetik dibayar tunai” ucap Sahid Baitullah Al Amin dihadapan penghulu dan tamu undangan yang tersenyum bahagia.



Ayurisya Dominata, Cibinong Science Center LIPI Cibinong, 01 Januari 2011


Note : Cerita ini hanya fiksi semata, jika ada kesamaan cerita dan tokoh itu cuma akal-akalan penulis saja. Terima kasih.


3 komentar:

  1. gmana masih penasaran? ada apa dengan duda?

    BalasHapus
  2. wah ceritanya menarik, ayu!
    jadi Tom suka sama kamu? Hehe

    BalasHapus
  3. I'm a writer... I should get inspirations...it's only a strory...don't think too hard...:D

    BalasHapus