Minggu, 01 Januari 2012

Toy

By. Ayurisya Dominata

Punya suami anak Mapala memang makan hati. Mau jalan ke Mall dia nggak suka. Minta dijemput katanya manja. Dandan sedikit katanya ”menor”, ”Mau kondangan kemana ni bu?” Gitu deh komentarnya. Minta diajak shopping-shopping katanya bertentangan dengan idealismenya. Buang kulit Aira sembarangan diomelin. Makan diresto mahal, kataya pemborosan. Endingnya, makan dikedai-kedai belel deh, depan trotoar.

Bukan Toyib namanya kalau banyak bicara. Diajak ngobrol, jawabannya cuma seupil. Dikit banget. Sok-sok cool gitu deh.  Mandi cukup satu kali dalam satu minggu, keramas dua bulan sekali. Memakai celana belel sobek-sobek itulah kebanggaannya. Belum dikomentari, udah mengklaim : ”Keren khan suami lo ini?”

Menjadi istrinya bikin hati nelangsa selalu. Gimana enggak, setiap ngobrol ribut memulu. Katanya saya istri tak perhatian, menelantarkan dia. Trus  seenaknya patah hati pake acara nyanyi-nyanyi lagu BIP yag judulnya ”Sendiri”.  Dan pergi dari rumah dua bulan.

Pernah dia marah besar dan pergi tanpa khabar. No calling, No Dating, No sms. Gue sedih banget, sudah sengungukan saban malem dikamar. Kirain cerai. Eh…, tiba-tiba dia pulang kerumah tanpa say Assalamualaikum trus bilang : “I Miss You, hon…, Really Miss u…
“Gedubrakkk!!!!

Menikah denganya nggak ada bedanya dengan menikah sama batu atau besi. Tanpa kata, tanpa suara. Tiap hari “menjadi patung”. Beduan berjam-jam. Cuma segitu doang. Yang takut nanti  kalau disentuh, tiba-tiba meledak, “guaaar!
Btw, sudah setahun kita begini. Kalau dibandingkan dengan pola pernikahan temen-temen gue, gue termasuk yang kurang beruntung. Gue kadang ngiri liat mereka yang bisa mesra-mesraan selalu sama suaminya. Komunikasinya jalan. Suami mereka juga nggak “Anti Mall” , padahal mereka juga anak Mapala. Celana suaminya temen-temen gue juga sobek-sobek sih…, terkadang. Tapi nggak dekil, ada bekas strikaannya minimal. Harum-harum..
“Lha gue……?
Si semprul itu bentuk rupanya.
Tapi biar begitu, gue cinta sama Toyib. Suamiku satu-satunya itu. Pria tampan Satu-satunya diplanet ini. Gue nggak sekedar cinta, tapi cinta buanget. Banget-banget. Gue cinta mati man! Cinta mati! karena gue yakin, gue pasti merana kalau pisah dari dia. Sudah terbukti dan sering terjadi. Gue nggak tahan. Dibalik sikapnya yang dingin, cuek, dan serampangan itu. Dia menyimpan kekuatan yang besar, yang mampu menarik hati gue untuk terus mencintainya. Ah, toyib. Toyibku.

***

Aku rapat redaksi di LMP. Suara Pimpred membahana diruangan 10 x 5 meter itu. Semua pengurus duduk lesehan berkonsentrasi mendengarkan. Pintu sengaja nggak ditutup. Kondisinya memang selalu terbuka. Seluruh peserta memandang kedepan. Tiba-tiba seseorang masuk tanpa permisi.
“Ada Alin?”
                   …  ?
Mahkluk itu bertampang seram, jenggotan, rambut goundroung, kaos seupil, celana sobek seadanya, sepatu Boot jelek itu….
Dia datang maN!  “Mr.T”
“Oh tuhan….., mau dikemanakan wajahku yang Cuma satu-satunya ini.

****

“Kamu ikut aku besok!   
“Ikut Kemana???
“Ikut aja, bawa ranselmu!
“Nggak ah, nanti mau dibawa lari!”
“Hei, kamu itu istriku, pasti kujaga!
“Nggak percaya, week!
“Kumakan kau!
“Makan, kalau kau berani!?
Toyib merentangkan tanganya ke arah Alin… “Hiaaaaaah………..!!!!!
“Aaaaaaa…….., Alin berlari.

“Heh, aku serius ni…
“Emang aku becanda…???!!
“Iya, jadi kesimpulannya besok “Yu …Follow I. Titik.
“Enak aja….., gue nggak mau, gue nggak bisa, TITIK. PRINT!
“Hm…jadi kamu nggakmau ni? (Nadanya merendah)
“Anu…, Aku….(Belum selesai ngomong…)
“Aku pergi sendiri. (Toy ketok palu dan langsung meninggalkan Alin yang belum selesai bicara, ia merajuk)
“Hei!!! Bukan begitu…, Aku…, Anu….
“Masss!!!! Tunggu….
Toy sudah hilang ditelan tiang dan tembok kampus yang begitu ramai.
Alina merasa bersalah.
….
Tapi sementara itu, Toy ternyata masih nyempil dibalik seupil tiang, sambil jongkok. Ia bahagia menatap dari jauh istrinya gelisah dalam penyesalannya. “He…he…he… “Alin… Alin… kau tampak manis sedang bingung begitu.
“Hei !!! Ngapaiiin….? (ucap  Alin manja setelah mencetok kepala suaminya Pake pentungan busa, yang suaminya hadiahkan dalam rangka ultahnya sebulan yang lalu)
Toy yang tak tau kehadiran Alin yang tiba-tiba, jadi gelagapan diantara senyumannya yang belum selesai.
Setelah proses loby tingkat tinggi. Akhirnya sepasang suami istri itu sepakat pergi bersama ke suatu tempat entah dimana yang sudah dirancang Toy suaminya yang jelek. Tapi itu setelah Toy membalas untuk menimpuk balik istrinya pakai Pentungan busa yang serupa bentuknya, yaitu miliknya. Toy dendam. Memang Toy membeli Pentungan itu  sepasang untuk mereka berdua. Alin tak pernah tahu.

****
Pagi di bulan Agustus itu begitu cerah dan sejuk. Dua orang anak manusia berjalan beriringan menyusuri jalan setapak yang sepi. Dari kejauhan terlihat Puncak Gunung yang menjulang tertutup awan. Bila diamati dari kejauhan, tampak ada keganjilan diantara dua manusia ini. Yang satu membawa Carieer besar ukuran 120 liter  dipunggungnya dan berjalan terseok meski terlihat dimacho-macho kan. Yang satu lagi, santai dengan ransel seupil ukuran tas kosmetik. Mereka terus berjalan selama beberapa waktu hingga sampai pada sebuah Telaga. Telaga itu berwarna Biru.

 “Waaaaaaaahhh……..!!!! ucap Alin Uforia, menatap indahnya panorama sekitar Gn. Gede.
“Gede Pangrango ternyata indah ya…., ada danau-danau.
Seperti biasa Toy hanya menatapi ocehan istrinya itu. Ia terus berkonsentrasi dengan langkahnya dan mempertahankan keseimbangan Cariier dipunggungnya yang terasa semakin berat.
“Terus jalan! “Kita tidak akan berhenti disini.
“Yaaa…., aku khan mau foto-foto disini. Stop dulu  mas!
 “Toy, telaga itu tadi apa namanya? Indah ya? Sayang.. kita nggak mampir. Aku khan pengen berenang.
 “Cerewet amat sih! “Cepetan ah…!!! Toyib menarik tangan istrinya.
  Alin akhirnya menurut. Tetapi Alin berjalan sangat pelan. Ia sengaja memperlambat langkahnya untuk menikmati alam.
 Mereka berjalan sekitar 2 Kilometer lagi, arloji ditangan Alin sudah menunjukkan pukul 13 siang. Mereka terus berjalan perlahan sampai bertemu dengan Air terjun yang indah. Air terjun itu mempunyai ketinggiannya sekitar 50 meter. Di sekitar air terjun tersebut terdapat sejenis lumut merah.

“Waaaahhhh! Komplek Gede Pangrango ternyata indah ya…., ada danau, ada air terjun, ada bulatan, tinggi, dan jenggotan! ”. milip seseolang. Ucap Alin meledek seseolang yang bersamanya.
Toyib malas berkomentar, ia diam saja.  Ada saja yang dibicarakan wanita satu ini diperjalanan, pikirnya. Alin tak sadar suaminya kelelahan. Ia hanya sibuk berkomentar, melihat panorama alam, dan berjalan sangat pelan. Ia lupa Toy belum sedikitpun beristirahat. Toy memilih berkonsentrasi dengan langkahnya yang mulai tak seimbang. Dalam hatinya Toy tak yakin akan sampai dipuncak sebelum malam datang, jika Alin melangkah gontai seperti itu. Sedikit-dikit bertanya, sedikit-dikit berhenti. Makan cokelat, makan permen….. Bawa istri naik gunung memang merepotkan.

“Maasssssssssssssssss…., Alin merengek karena tak diperhatikan.
“Gede Pangrango ternyata indah ya…., ada danau, ada air terjun, ada bulatan, tinggi, dan jenggotan! ”. milip seseolang. Ucap Alin meledek suaminya untuk yang ketiga kalinya.
Sebenarnya Toyib tetap malas berkomentar, inginnya ia diam saja. Tapi kesabarannya hilang.
“Ini hutan bu, kau istriku dan kita hanya berdua. Kau diam atau kau kuselesaikan !!

 Mendengar itu, Alin merengek dan memukul-mukul toyib dengan jengkel.
 Kali ini pakai nesting.
Kontan saja Toyib pingsan. Jatuh tersungkur bersama Carieer besar dipunggungnya.
“Toy…., Toy….,…Toy kenapa?
“Bangun Toy!!
“Toy JELEK!!! BANGUN!
“Cepet bangun atau kutimpuk nesting lagi!
“Toy, jangan becanda Toy…
Toy tak bergerak.
Alin  memukul-mukul keras dadanya. Toy tetap tak bergerak.
Alin  mulai diam. Selama beberapa menit suasana hening.
“Toy…Toy…., Bangun! sekali lagi Alin menggoyang-goyangkan tubuh Toyib.
Toyib tetap tak bergerak.
Alin mulai terisak.
Waktu terus berlalu, tapi Toyib tak juga sadar
Air mata Alin jatuh berhamburan.
Sementara itu, jingga di cakrawala mulai pudar tertutup malam.

*****
Berlahan-lahan langit mulai hitam.
Sambil terisak Alin membuka ranselnya dan mengeluarkan senter. Alin mencoba menyalakannya, tapi senter itu nggak mau nyala. Isaknya semakin menjadi.
Dalam kebingungan, Alin meraup-raup isi ranselnya, mencari-cari lilin. Tapi lilin itu entah nyempil dimana. Tak juga ada.
“Toy…, lilin tadi Toy taruh di..ma..na? Alin masih terisak.
“Alin cari lilin Toy. “Toy…bangun…!
“Hiks…hiks…hiks….
Air mata itu semakin deras mengalir.
Alin menatap bibir suaminya yang terlihat memucat. Disentuhnya. Dingin. Isaknya tertahan sebentar…..,  kemudian pecah.
“Toyyyyyy!!!!!!
 Alin memeluk suaminya erat-erat.


****
Malam semakin gelap.
Alina duduk tercenung sambil sengungukan. Ia kembali meraup-raup isi ransel itu. Memasukkan tangannya kedalam ransel, paling dalam…
“Ini…dia!!!
“Toy…, lilinnya temu, Toy… ucap bibir yang masih terisak itu…
…?
“Korek?
“Korek,  Mana korek??
“Korek mana, mana korek…
“Cari…, cari korek….
“Nggak ada.
“Korek nggak ada…
“Toyyyy…, korek nggak ada Toyyy….
Alina mendesah dan mulai terisak lagi. Kali ini ia benar-benar putus asa. Alina mulai hampa.
Wanita itu kini menangis sejadi-jadinya.
“Korek anggak ada..
“Toyib Mati….
“Uhu…hu….hu…, Toyib Mati…
“Uuu….hu…hu…, tangisan itu semakin menjadi..
“TOLONGGGG!!!!!!!!  Toyib mati!!!!!!!
Jeritan Alina memecah angkasa.
“TOLONGGGGG!!!!!  TOLONGGGGG!!!!! TOLONGGGGG!!!!!
“hu….hu….hu….
“TOLONGGGGG!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!  Alina menjerit sekeras-kerasnya.
“Hei! Hei! Hei! ngapaian Bu…, teriak-teriak???!!
“Diam! “Ayo cepat diam! Nanti dikira orang aku mati beneran..
Toy tiba-tiba bangun memeluk Alina. Alina terkejut.
“Hu…hu…hu….masih sambil menangis, Alina menatap wajah yang tiba-tiba bangun sambil tersenyum itu.
“Kau bercanda Toy…?
“He…he…he….Toyib ketawa cengengesan.

“Becanda…?
“Beginikah cara kau bercanda??? Hati Alina membara bagai api…ia menatap wajah lelaki itu, kali ini dengan kebencian.
“Lho, kok malah marah sih! “maaf…maaf…, aku minta maaf. Lagian kok kau tak tau sih aku Cuma becanda, aku khan pencinta alam, tak mungkin aku pingsan segitu aja. Tak semudah itu.. bu!
“Hu…hu…hu….isak Alina tak kunjung reda.
“Hei…, jangan menangis terus begitu, jelek tau!!
“KAU YANG JELEK !!!!!! “Hu…hu…hu…..aku khan khawatir.
“Iya…Alinaku, aku minta maaf. Sekarang udahan nangisnya, bosan ni.
“Nggak!!!!!

“Jadi kau mau nangis terus begitu?
“Ya sudah,  nangis sana sepuasnya,  aku mau mati lagi saja.
“Hei..JELEK! Aku nangis kau malah begitu.
“Habis kau nangis terus sih, aku khan sudah minta maaf.
“Aku mau diam, tapi jangan kau ulangi lagi, janji?!
“Iya sayang…, aku janji.
“Nah, sekarang coba minggir sedikit aku mau buat api…
“Eh bu, Khabarnya tadi ada orang nggak punya korek ya?  Ada lho, tadi orang yang teriak-teriak gara-gara nggak temu korek. Toy menggoda istrinya.
“Kau ini Mas…., selalu saja menyebalkan. Awas ya…, sampai kota nanti, kubalas kau!


***
Hanya dalam hitungan menit… pepohonan dan semak belukar pada ketinggian 2.220 mdpl itu tersirami cahaya yang temaram. Alina rapat dalam pelukan suaminya, menatap kearah bara api. Dilangit bintang bersinar menyirami malam. Sementara Toy sedang menimbang-nimbang berapa jarak lagi yang harus mereka tempuh untuk sampai kepuncak.
“Tadi waktu aku mati, kau menangis keras sekali,  apa benar kau sedih begitu kalau aku benar-benar mati, Alina?
“Huh!!!  Maaf saja ya, kalau kau mati aku bahagia. Week!
“Tadi itu aku khilaf.ngapain juga nangisin orang jelek sepertimu.
“Kau serius?
“OHO!!! Iya dong, serius banget!
“Janji nggak sedih? Janji Ya?
“e…, lho kok ngomongnya malah soal itu sih, udahan ah.”Makan yuk!
“Tunggu Alina!
“Janji nggak sedih?
“Nggak!!!
‘Kalau begitu aku bisa tenang.
“Toyib! Alina langsung berhamburan kedada Toyib. “Jangan bicara seperti itu lagi. Sudah. Cukup. Aku tak bisa bayangkan apa yang akan terjadi kalau kau mati. Aku pasti sedih, sedih sekali. Mungkin aku menyusulmu. Pokoknya kamu nggak boleh mati. Kalau kau mati kita cerai saja!
“Lho kok gitu?

***

Setelah makan Mie Instan dan telur rebus bedua dari dalam nesting yang sebenarnya hanya mampu menampung porsi makan Toy sendirian. Mereka lanjutkan dengan minum Energen. Demi  istrinya, malam itu Toy rela mensortir dulu porsi makannya.

“Sayang…udahan yuk makannya. Kamu istirahat dulu malam ini. Besok pagi-pagi kita muncak.
“Aku tidur dimana?
“Ya disini. Keluarin Sleeping Bagnya satu, yang ada diranselmu. Trus digelar. Kita nggak bisa bangun tenda, karena tanahnya nggak datar. Nanti pas di puncak aja kita pasang tenda. Lagian cuaca cerah malam ini, banyak bintang, biasanya nggak turun hujan.
“oo gitu. “Trus kamu tidur dimana?
“Aku nggak tidur malam ini. Aku jaga. Malem besok gantian, kamu yang jaga.
“Hu…enak aja, aku khan cewek!
“Emang kenapa kalo cewek, mau enak-enakan aja?
“Ini hutan neng, bukan Mall, apalagi rumah, hukum rimba berlaku.
‘Kok kamu ngomongnya gitu sih. Kita khan Cuma bedua disini, kamu kok malah ngajakin aku ribut gini. Aku pulang aja besok!
“Pulang? Besok? Sekarang aja kalau kamu mau pulang!!!
Alina tersentak, ia tak menyangka Toy akan berkata seperti itu. Ternyata Toy tidak Cuma kejam, tapi sangat kejam. Alina merasa Toy lelaki paling berengsek malam itu.
Alina mulai terisak.
‘NANGIS!!! NANGIS LAGI!!!!!!!  Toy berteriak.
Ini.. ni..cewek, bisanya Cuma nangis. Nangis aja!
“Hu..hu…hu…Alina terus terisak dalam gelap.
“Mengapa kau ajak aku dalam perjalanan ini. Sudah kubilang aku ini Cuma ibu rumahan, nggak ngerti hutan. Nggak ngerti petualangan. Aku tahu kau mau membuat aku jadi wanita tangguh seperti istrinya  teman-temanmu yang kuat, yang bisa diajak dalam segala situasi. Yang tidak manja…
Mungkin aku memang bukan wanita yang pantas  untukmu, mungkin kau salah menikahiku. Sepulang ini kau boleh mencari wanita lain yang lebih baik, yang kau suka. Aku memang hanya seorang ibu2 konyol yang mau ikut-ikutan tau gunung. Kau nggak usah khawatir, besok aku pulang…
Sejenak suasana hening.

Toy tak mengira Alina bicara serius soal pulang, ia yang awalnya bercanda jadi marah betulan.
Toy berdiri Setelah menghamburkan tumpukan peralatan masak dan logistik dengan tangannya hingga menimbulkan suara yang keras. ia mulai melangkah meninggalkan Alina  yang masih sengungukan.
‘Mau kemana? Alina terisak.
“Pergi!
Toy kemudian menghilang ditelan gelap malam.


***

Satu jam berlalu. Toyib tak juga kembali.
Alina terus menangis, ya menangisi nasibnya malam ini, ya mengkhawatirkan Toy yang tak kunjung pulang. Ia jadi benar-benar frustasi. Diam membeku seperti mau mati.
Meskipun Toy anak Mapala yang mengenal rimba ini, bahkan sangat mengenal sekalipun, tapi bukan berarti dia bisa seenaknya menjelajah, khan bisa saja dia terkilir atau diserang hewan liar. Alina hanyut dalam pikirannya sendiri. Kemudian dia terisak lagi. Tak berapa lama Alina tertidur, Bintang dilangit gemerlapan, daun-daun pohon borgoyang tertiup angin.
“Whussss!!!


****
Lelaki itu muncul dengan tiba-tiba dari balik pohon yang bersemak tinggi. Ia berjalan perlahan kearah Alina. Ia membawa sesuatu ditangannya. Sebongkah benda bulat panjang besar.
Wajah Alina tampak muram dalam tidur yang dibasahi air mata. Matanya tertutup rapat. Ia kelihatan sangat kelelahan Setelah isakan yang begitu panjang.
Lelaki itu menghampiri Alina lebih dekat, menyentuh rambutnya, membelai Alina dan mengecup kening Alina dalam. Maafkan aku sayang…., Toy kemudian tertidur disisi Alina dengan sebuah pelukan untuk Alina.
Udara pagi berhembus segar. Matahari mulai terbit, embun pagi membasahi dedaunan.
“Uahhh…!!!
“Hei, ngapain Yu peluk-peluk I  ?!!
“Toy terbangun, matanya terbuka tidak sempurna, menatap pagi sejenak. Lalu menutup mata lagi. Ia tak peduli dengan ocehan istrinya, malah cuek memeluk Alina lebih erat.
“Hei LEPASKAN!!!!!
“Cerewet!  (tetap saja pelukan itu tidak dilepaskannya)
‘Kau semalam meninggalkanku…
“Terserah kau! Pokoknya pagi ini aku sayang kau!
Alina Cuma bisa diam. Sebenarnya ia juga nyaman dipeluk begitu.

***
Matahari mulai tinggi ketika dua insan itu membantai mie instan. Dua insan yang kalau siang rukun, malem berantem.

“Bener deh, kalau nanti Yu gitu lagi, aku pulang!
“…

FIN



*Cerpen ini ditulis 2 tahun yang lalu, waktu penulis masih duduk di bangku kuliah





Tidak ada komentar:

Posting Komentar